Menurut sebuah studi terbaru, wanita memiliki risiko 40 persen lebih tinggi untuk mengalami depresi selama periode perimenopause. Perimenopause adalah fase transisi sebelum menopause yang ditandai dengan penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh wanita.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Harvard dan melibatkan ribuan wanita berusia 45 hingga 55 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang sedang mengalami perimenopause memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan wanita yang belum memasuki fase ini.
Depresi selama perimenopause dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik wanita. Gejala depresi seperti perasaan sedih, kelelahan, dan kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari dapat mengganggu kualitas hidup dan kesejahteraan wanita.
Para peneliti menekankan pentingnya untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko depresi selama perimenopause dan memberikan dukungan yang tepat kepada wanita yang sedang mengalami kondisi ini. Langkah-langkah seperti konseling, terapi, dan pengobatan medis dapat membantu mengurangi gejala depresi dan meningkatkan kualitas hidup wanita yang sedang mengalami perimenopause.
Sebagai wanita, penting bagi kita untuk memahami perubahan hormonal yang terjadi selama periode perimenopause dan mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga kesehatan mental dan fisik kita. Dengan dukungan yang tepat, kita dapat menghadapi fase ini dengan lebih baik dan tetap menjaga keseimbangan emosi dan fisik kita.