Perokok yang beralih ke vape mungkin berpikir bahwa mereka telah mengurangi risiko kesehatan mereka dengan meninggalkan rokok konvensional. Namun, sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa perokok yang beralih ke vape masih berisiko kena kanker paru-paru.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Cancer Prevention Research, para peneliti menemukan bahwa perokok yang beralih ke vape memiliki risiko kanker paru-paru yang hampir sama dengan perokok konvensional. Bahkan, mereka menemukan bahwa perokok yang beralih ke vape memiliki risiko kanker paru-paru yang 1,3 kali lebih tinggi daripada non-perokok.
Penemuan ini menunjukkan bahwa meskipun vape mungkin dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, tetapi tetap memiliki risiko yang signifikan terhadap kesehatan paru-paru. Para peneliti juga menemukan bahwa pengguna vape yang terus merokok rokok konvensional memiliki risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi daripada mereka yang hanya menggunakan vape.
Hal ini menegaskan pentingnya untuk tidak hanya meninggalkan rokok konvensional, tetapi juga untuk menghindari penggunaan vape sebagai alternatif. Sebaiknya, perokok yang ingin meninggalkan kebiasaan merokok sebaiknya mencari bantuan profesional dan metode penghentian yang terbukti efektif.
Jadi, meskipun perokok yang beralih ke vape mungkin berpikir bahwa mereka telah mengurangi risiko kesehatan mereka, namun risiko kanker paru-paru tetap ada. Penting untuk selalu memprioritaskan kesehatan paru-paru dan menghindari penggunaan produk tembakau apapun, baik rokok konvensional maupun vape.