Keterlambatan menopause berkaitan dengan risiko asma lebih tinggi

Menopause adalah salah satu tahap alami dalam kehidupan seorang wanita dimana ovarium berhenti menghasilkan hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Keterlambatan menopause atau menopause yang terjadi pada usia yang lebih tua dari rata-rata dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan wanita.

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Helsinki Finlandia menunjukkan bahwa keterlambatan menopause dapat meningkatkan risiko terkena asma pada wanita. Studi ini melibatkan lebih dari 3000 wanita yang telah mengalami menopause, dan hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause setelah usia 52 tahun memiliki risiko terkena asma yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang mengalami menopause pada usia yang lebih muda.

Asma adalah kondisi peradangan kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala seperti sesak napas, batuk, dan mengi. Penyebab pasti dari hubungan antara keterlambatan menopause dan risiko asma masih belum sepenuhnya dipahami, namun para peneliti menduga bahwa penurunan kadar hormon estrogen yang terjadi selama menopause dapat mempengaruhi respons sistem kekebalan tubuh terhadap alergen dan iritan yang dapat memicu serangan asma.

Hal ini menunjukkan pentingnya mengetahui dan memahami perubahan hormonal yang terjadi selama menopause, serta dampaknya terhadap kesehatan wanita. Wanita yang mengalami keterlambatan menopause sebaiknya memperhatikan gejala asma dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah pernapasan.

Meskipun belum ada cara untuk mencegah keterlambatan menopause, wanita dapat mengelola risiko terkena asma dengan menjaga pola makan yang sehat, rutin berolahraga, dan menghindari faktor-faktor pemicu asma seperti polusi udara dan alergen. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara keterlambatan menopause dan risiko asma, wanita dapat melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan pernapasan mereka.