ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Gangguan ini ditandai dengan gejala seperti kesulitan berkonsentrasi, impulsif, serta hiperaktif. Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas California, Los Angeles (UCLA) menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang menderita ADHD lebih rentan untuk berperilaku berisiko dibandingkan dengan individu tanpa gangguan tersebut.
Studi ini melibatkan 231 anak dan remaja yang masing-masing memiliki ADHD atau tidak. Mereka diberikan sejumlah tes perilaku yang melibatkan situasi-situasi berisiko, seperti mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau mengambil keputusan finansial yang berisiko. Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang memiliki ADHD cenderung lebih mudah tergoda untuk melakukan perilaku berisiko daripada individu tanpa gangguan tersebut.
Menurut Dr. Catherine Saxbe, salah satu peneliti dalam studi ini, temuan ini menunjukkan pentingnya untuk memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak dan remaja yang menderita ADHD. Mereka perlu diberikan dukungan dan pengawasan ekstra agar dapat menghindari perilaku berisiko yang dapat membahayakan diri mereka sendiri maupun orang lain.
Selain itu, para orangtua dan pengajar juga perlu memahami bahwa individu dengan ADHD memiliki tantangan tersendiri dalam mengendalikan impulsif dan hiperaktivitas mereka. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda dalam mendidik dan membimbing mereka agar dapat mengelola gejala ADHD dengan lebih baik.
Para peneliti berharap bahwa hasil studi ini dapat menjadi landasan untuk pengembangan program intervensi yang lebih efektif bagi anak-anak dan remaja yang menderita ADHD. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik dan menghindari perilaku berisiko yang dapat merugikan diri mereka sendiri dan orang lain.