Upacara minum teh memiliki peran yang sangat penting dalam budaya China dan Jepang. Meskipun keduanya berasal dari Asia Timur, tetapi ada perbedaan yang cukup signifikan antara upacara minum teh ala China dan Jepang.
Salah satu perbedaan utama antara upacara minum teh ala China dan Jepang adalah dalam tata cara dan ritualnya. Di China, upacara minum teh seringkali lebih formal dan terstruktur. Teh disajikan dalam teko besar dan disuguhkan kepada tamu dengan cara yang sangat sopan. Setiap gerakan dalam upacara minum teh China memiliki makna dan simbolis, seperti cara menuangkan teh dan memberikan cangkir kepada tamu.
Di sisi lain, upacara minum teh ala Jepang cenderung lebih sederhana dan meditatif. Teh disajikan dalam mangkuk kecil yang disebut chawan, dan tamu diminta untuk menikmati teh dengan penuh kesadaran dan ketenangan. Gerakan dalam upacara minum teh Jepang juga memiliki makna simbolis, tetapi lebih fokus pada keindahan alam dan kesederhanaan.
Selain dalam tata cara dan ritual, perbedaan lain antara upacara minum teh China dan Jepang adalah dalam jenis teh yang digunakan. Teh yang biasa disajikan dalam upacara minum teh China adalah teh hijau, seperti Longjing atau Tieguanyin, yang memiliki rasa yang ringan dan segar. Sementara itu, dalam upacara minum teh Jepang, teh yang digunakan adalah matcha, teh bubuk yang memiliki rasa yang kaya dan pahit.
Meskipun terdapat perbedaan antara upacara minum teh ala China dan Jepang, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menciptakan momen yang tenang dan harmonis di tengah kesibukan sehari-hari. Baik itu dalam upacara minum teh formal ala China atau upacara minum teh meditatif ala Jepang, minum teh tidak hanya tentang menikmati rasa teh, tetapi juga tentang menghargai keindahan tradisi dan budaya yang ada di belakangnya.